22 April 2016
Para ilmuwan Tiongkok mengklaim mereka telah membuktikan adalah mungkin untuk hamil di luar angkasa setelah melakukan serangkaian percobaan. Para peneliti mengatakan, kajian mereka dalam pembuahan embrio tikus telah membuktikan bahwa pembuahan tahap awal dapat dilakukan.
Hal ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya, yang menunjukkan bahwa kurangnya gravitasi bisa memengaruhi proses pembuahan. Selain itu, hasil penelitian tersebut juga diasumsikan bahwa radiasi kosmik diserap oleh tubuh selama perjalanan ruang angkasa yang panjang, dapat menurunkan jumlah sperma atau membuat rahim tidak bisa menjadi tempat embrio tumbuh.
Temuan baru dalam perkembangan embrio mamalia ini dipimpin oleh Chinese Academy of Sciences. Kapsul berisi embrio tikus sukses diluncurkan bersamaan dengan satelit awal bulan ini dan kini, tengah dalam pengamatan para ilmuwan. Percobaan ini dilakukan di satelit SJ-10 yang diluncurkan pada 6 April 2016.
Duan Enkui, profesor dari Institute of Zoology dan peneliti utama di Chinese Academy of Sciences mengatakan, meski masih jauh impian manusia dapat hidup di luar angkasa, adalah penting untuk mengetahui apakah kita bisa bereproduksi di sana.
"Sekarang, kita sudah membuktikan bahwa langkah yang paling penting dalam reproduksi manusia, yaitu awal perkembangan embrio, mungkin dilakukan di luar angkasa," tutur Duan seperti dikutip dari Mirror, Selasa (19/4/2016).
Kapsul berisi embrio tikus tersebut akan kembali ke bumi pekan depan. Ketika kapsul mencapai bumi, peneliti akan membawanya ke Beijing untuk menganalisis kecepatan perkembangan dan perubahan embrio selama berada di luar angkasa.